Kamis, 06 Juni 2013

Amankah Memelihara Hamster Buat Anak Kecil??

Pertanyaan ini sudah sering dipertanyakan oleh pelanggan ane.
Namun kali ini, secara tidak langsung hamster dari salah satu pelanggan ane di jadikan kambing hitam oleh ortunya karna adiknya sakit.
Fine-fine aja sih kalau sudah kejadiannya begitu, tp jgn terlalu cepat mengambil kesimpulan(ane bukan membaik-baikan atau memburuk-burukan informasi).

Ane tanya ke dia (pelanggan ane), "Emank sering ya, adik megang atau kontak langsung dengan hamster??"
 Dia menjawab "Sering nean bang, bahkan sampe di cium2nya. Tapi Kami sering cium hamster tapi gak sakit".
"Mungkin karna sikon adiknya lagi lemah, plus sekarang lagi musim panas jadi sakit. Dan bisa jadi sih hamster menjadi penyebabnya, tp kenapa kamu gak sakit juga ya..hhhe2..."

Hmm.. jadi ane bisa secara garis besar menyimpulkan, Secara genetika tidak ada penyakit yang mampu langsung di tularkan hamster kepada manusia... Namun ane sarankan ketika badan atau tubuh dalam kondisi yang kurang sehat lebih baik kurangi kontak langsung dengan hamster atau hewan-hewan lainnya karna bisa jadi keadaan kandang yang kotor bisa menyebabkan tumbuhnya virus. Jadi jangan lupa bersihi dan di cuci kandang yaa :D minimal 3 hari sekali :D

Trus, kalau sudah kontak langsung jangan lupa cuci tangan di air mengalir dan jgn lupa mengunakan sabun anticeptik :D


Ow ya, sedikit pengetahuan tambahan untuk para sahabat yang punya hewan peliharaan seperti kucing ataupun hewan lainnya. Ada beberapa virus yang harus kita ketahui, untuk itu HARAP DIBACA!!

Virus Rabies. Ini adalah hal yang virus paling serius, kecuali di Australia dan Inggris sebab di kedua negeri tersebut pengendalian serta vaksinasi kucing tertata dan teratur secara ketat. Biasanya hewan yang membawa virus ini adalah hewan-hewan bertaring, seperti anjing, kucing, monyet, dan hewan bertaring lainnya.
 
Virus Toxoplasmosis (atau lebih di kenal Virus Tokso). Mitos yang sering kita dengar adalah perempuan hamil jangan dekat-dekat dengan kucing karena bulunya berbahaya bagi kandungan. Setelah saya baca di Wikipedia penyebab tepatnya bukanlah di bulunya, namun dari kotoran kucing yang memang bisa jadi kotoran kucing menempel pada bulunya yang rontok. Toxoplasmosis yang menginfeksi kandungan disebut sebagai congenital toxoplasmosis, bisa menyebabkan infeksi pada bayi yang belumlah lahir. Tak disebutkan bahwa penularannya bisa melalui pernafasan, tapi pada makanan yang dimasak kurang matang karena tercemar kotoran kucing atau tidak cuci tangan sebelum memegang makanan.

Ringworm atau Tinea. Saya tidak tahu apa istilah umumnya, sebuah penyakit kulit yang bisa menular melalui sentuhan dan bulu kucing yang bisa berfungsi sebagai pembawa atau carrier. Risiko terhadap jamur ini mengakibatkan kebiasaan mencuci tangan setelah memegang kucing sebagai sebuah keharusan.

Flea atau kutu. Kutu kucing atau Ctenocephalides felis bisa saja menggigit kulit manusia meskipun tidak menginfeksi apa-apa, namun bisa terjadi gigitan kutu tersebut menimbulkan luka. Bedak kucing yang dijual sudah cukup sebagai tindakan pencegahan, selain tentunya sebagai salah satu cara memelihara kucing dengan baik.

Gigitan dan cakaran. Ludah kucing bisa mengandung bakteri berbahaya bagi tubuh kita, begitu pula cakarannya. Antiseptic seharusnya sudah cukup, dan jarang terjadi luka gigitan atau cakaran menyebabkan demam, jika terjadi demam segera hubungi dokter anda, semoga bukan gejala rabies. Satu hal jika saya bermain-main dengan kucing sampai dia menggigit –terutama jika menggelitik perutnya, bagian paling vulnerable dari tubuh kucing–adalah jangan menarik lengan ketika digigit, biarkan tangan diam ketika digigit, seringnya sang kucing tak meneruskan gigitannya.

Virus Flu kucing.Penyakit flu sering terjadi pada kucing, terutama pada kucing yang belum divaksinasi dan mudah sekali menular kepada kucing lain. Penyakit ini jarang menyebabkan kematian pada kucing dewasa tetapi dapat berakibat fatal bila menyerang anak kucing. Meskipun pada kucing dewasa jarang berakibat fatal, gejala-gejala penyakit seperti pilek dan bersin-bersin dapat berlangsung cukup lama. Oleh karena itu pencegahan dengan vaksinasi rutin merupakan tindakan terbaik.

Virus Salmonellosis, Infeksi ini biasanya digunakan oleh Salmonella typhimurium enteritidis bio. Virus ini terdapat pada kotoran hewan pengerat. 

materi referensi:

Google

0 komentar:

Posting Komentar